BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pada dasar nya manusia dan penderitaan itu berdampingan. Setiap manusia
pernah mengalami penderitaan dalam hidup nya. Penderitaan adalah sesuatu yang
tidak menyenangkan yang dialami oleh manusia.Penderitaan ada yang berasal
karena Tuhan dan ada juga yang berasal karena ulah manusia itu sendiri. Tuhan
memberikan penderitaan kepada manusia agar manusia itu sadar dan berubah menuju
jalan yang lurus yang telah ditentukan oleh Nya.
Dibalik sebuah penderitaan manusia terdapat hikmah-hikmah yang positif
yang bisa diambil oleh manusia untuk bisa merubah hidup nya menjadi jauh lebih
baik lagi .
Manusia adalah mahkluk social yang mengalami dan dihadapkan pada dua
percobaan yaitu menggembirakan dan menyakitkan. Cobaan ini adalah suatu
rintangan atau tahapan menguji manusia di dalam kedidupan, apabila mampu
menyelesaikan atau melewatinya dengan baik akan mendapatkan pahala dan bila
mengingkarinya ketentua yang ada akan tenggelam dalam penderderitaan.
Terkadang seseorang menjalani kehidupan inisering kali tergelincir akibat
keterlenaan akan kegembiraannya, padahal kegembiraan ini juga termasuk cobaan.
Ada juga yang menjalani cobaan yang menyakitkan dan menyusahkan sehingga tidak
dapat menjalaninya, maka orang tersebut akan frustasi dan meluapkan emosinya
tanpa control. Sikap ini malah akan menjadi penderitaan bagi orang tersebut.
Manusia di dunia ini tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah
baik menyusahkan ataupun menggembirakan. Masalah timbul karena adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Proses ini sering sekali dihadapkan
pada liku-liku kehidupan sehingga sering dianggap sebagai penderitaan.
Penderitaan dan kebahagian datang tak dapat kita duga, sehingga manusia
dituntun untuk selalu siap dan siaga untuk menghadapi ini dengan rasa suka dan
duka.kita perlu belajar dari pengalaman dan segera cepatlahbangkit dari
kegelinciran itu. Dan terkadang hal penunjang terabaikan sehingga menambah
masalah baru. Kita juga bukan hanya menunggu tetapi kita perlu mencari
solusinya.
1.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari pembahasan materi ini adalah untuk mengetahui lebih jelas tentang penderitaan dan keindahan manusia dan bentuk-bentuk dari penderitaan dan keindahan manusia itu sendiri.
1.3 RUMUSAN MASALAH
·
Apa yang
dimaksud dengan keindahan?
·
Apa yang
dimaksud dengan penderitaan?
·
Bagaimana
hubungan manusia kepada keindahan dan penderitaan?
·
Apa yang
menyebabkan manusia itu menderita?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keindahan
Keindahan, sering diutarakan kepada situasi
tertentu, arti kata keindahan yaitu berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan
sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan identik dengan
kebenaran, sesuatu yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun
kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya
tidak indah. Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari
orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi
kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar
atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi,
psikologi sosial, dan budaya. Sebuah “kecantikan yang ideal” adalah sebuah
entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan
dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
2.2 Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau
pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal kulitas yang paling disebut adalah
kesatuan (unity) keselarasan (harmony) kesetangkupan (symmetry) keseimbangan
(balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan
bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia. Filsuf
abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya pengertian keindahan
dibedakan menjadi 3, yaitu :
- Keindahan dalam arti luas, menurut Aristoteles keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
- Keindahan dalam arti estetik murni, yaitu pengalaman estetik seseorang dalam hubungan dengan segala sesuatu yang diserapnya.
- Keindahan dalam arti terbatas, yaitu yang menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan penglihatan yakni berupa keindahan bentuk dan warna
keindahan adalah kebenaran dan kebenaran
adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada 2 nilai yang
penting dalam Keindahan :
- Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
- Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan menurut Jean M.
Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok
besar, yaitu :
§ Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya,
yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah
dalam pikirannya sendiri.
§ Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya,
yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
§ Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara
yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila
terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
2.3 Hubungan Manusia dengan Keindahan
Manusia dan
keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kita perlu melestarikan bentuk
dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa,
seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat menjadi bagian dari
suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur
politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban, teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu, keindahan dapat
dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Keindahan merupakan
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama
yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah.
Sesuatu yang tidak mengandung kebenaran
berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak indah,
karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu,
melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha
memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan. Manusia yang
menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar
(auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut
pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar
tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah
abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada
sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai
daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur
keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan
adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda
satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses
menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian
pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi,
orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang
–orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
2.4 Cara untuk Mengetahui Suatu Keindahan
1. Renungan
Renungan berasal dari kata renunag,
merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu
kadar renungannya satu sarna lain berbeda, meskipun obyek yang direnungkan
sama, lebih pula apabila obyek renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan
itu bergantung kepada obyek dan subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya
cocok, sesuai,
atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian
perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak
indah dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir
berpendapat, bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang
terdapat pada suatuhal.
3. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya
tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan
berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam
pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu
sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi,
bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena
itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa
mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4.
Kontemplasi
Suatu proses
bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari
nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan.
2.5 Definisi Penderitaan
Penderitaan
berasal dari kata derita, derita berasal dari bahasa sansekerta, dhra
yang berarti menahan atau menanggung. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa
indonesia derita artinya menanggung (merasakan) sesuatu yang tidak
menyenangkan. Dengan demikian merupakan lawan kata dari kesenangan ataupun
kegembiraan (Drs, Supartono W,2004;102).
Derita artinya menanggung ataumerasakan
sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin,
ataulahir batin. Penderitan termasuk realitas dunia dan manusia. Penderitaan
akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko” hidup. Baik
dalam Al Qur’an maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang
menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi
peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Hal itu misalnya dalam surat
Al Qur’an Al Insyiqaq: 6 dinyatakan “manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh
perjuangan”.
Penderitaan termasuk
realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat – tingkat, ada
yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang,
atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan (Ibni
Hasyim,2009).
Penderitaan merupakan
realita kehidupan manusia di dunia yang tidak dapat dielakan. Orang yang
bahagia juga harus siap menghadapi tantangan hidup bila tidak yang muncul
penderitaan. Dan orang yang menghadapi cobaan yang bertubi-tubi harus
berpengharapan baik akan mendapatkan kebahagian. Karena penderitaan dapat
menjadi energi untuk bangkit berjuang mendapatkan kebahagian yang lalu maupun
yang akan datang.
Sehingga penderitaan
merupakan hal yang bermanfaat apabila manusia dapat mengambil hikmah dari
penderitaan yang dialami. Adapun orang yang berlarut-larut dalam penderitaan
adalah orang yang rugi karena tidak melapaskan diri dari penderitaan dan tidak
mengambil hikmak dan pelajaran yang didapat dari penderitaan yang dialami.
Penderitaan juga dapat “menular” dari seseorang kepada orang lain. Misal empati
dari sanak-saudara untuk membantu melepaskan penderitaan. Atau sekedar simpati
dari orang lain untuk mengambil pelajaran dan perenungan.
2.6 Hubungan Manusia dengan Penderitaan
Allah adalah pencipta
segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha kuasa atas segala
yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak
bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan.
Mahluk bernyawa
memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di pahami
mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan
bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan
penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan
mengalami penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah
melakukang penganiayaan. Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di
penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada penderitaan kekal di
akhirat. Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya
menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri
namun juga nurani. Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun
manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah. Manusia kadang kala
mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya akibat
tidak dapat memenuhi penghidupanya. Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya
terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia
akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha memahami kehendak Allah,
karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak
menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada
pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Bentuk – Bentuk Penderitaan
A.
Kekalutan
Mental
Menurut Ridwan Efendy (2007) Penderitaan
batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental
adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan
yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang
wajar.
Gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
§ Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing,
sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
§ Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas,
ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah .
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
§ Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala
kehidupan si penderita bisa jasmana maupun rokhani
§ Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
§ Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown)
dan yang bersangkutan mengalam gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
§ Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau
mental yang kurang sempurna
§ Terjadinya konflik sosial budaya
§ Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan
reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial
Proses kekalutan mental
yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative. Posotif;
trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey
dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang
positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang dialami
diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan
batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi antara lain
:
v Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi
yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau
tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya
v Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang
primitive atau kekanak-kanakan
v Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola
yang sama (tetap) misalnya dengan membisu
v Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau
memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang
lain
v Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan
seseorang yang sukses dalam imaginasinya
v Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga
yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain
v Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia
riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri
yagn dapat menjurus ke sifat yang sinting.
- Frustasi
Istilah frustasi bagi
kita dewasa ini bukanlah lagi merupakan suatau istilah baru yang masih asing.
Namun sudah terasa sangat populer dalam kehidupan kita. Oleh karena itu,
kadang-kadang diantara kita baik secara sengaja maupun tida, terjadi salah
pemakaian istilah pada porsi sebenarnya.
Untuk itu marilah kita lihat pendapat
Dr. zakiah Daradjat.
“Frustasi
merupakan suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan
terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan atau menyangka bahwa akan terjadi
suatu hal yang menghalangi keinginannya”.
Sedangkan menurut DR.
Kartini Kartono:
“Frustasi
merupakan suatu keadaan, dimana stu kebutuhan tidak terpenuhi dan tujuan bias
tercapai. Jadi orang yang mengalami suatu hambatan atau hambatan dalam usaha
mencapai satu tujuan”.
Penyebab frustasi :
Seandainya suatu
peristiwa kegagalan terjadi pada diri anda , kemudian dalam diri anada itegrasi
pribadi yang baik, kemungkinan anda akan mengalami suatu tekanan dan gangguan
emosional yang dapat menyebabkan frustasi.
Beberapa contoh-contoh penyebab frustasi
:
ü Gegagalan dalam bercinta
ü Kegagalan dalam membangun rumah tangga
ü Juga ada frustasi yang disebabkan dari luar yaitu
keadaan lingkungan dari anak tersebut,. Misalnya hinaan, cemoohan, dan lain
sebagainya.
Gejala Frustasi :
Menurut DR. A.A.H.
Watts dalam tulisannya yang berjudul “The Early Simptoms of Depression”
(Rasanya Media N.3/4,1974) menyebutkan tentang gejala- gejala awal depressi
yang meliputi antara lain :
- Perasaan lesu (loss of Energy)
- Cemas (Anxiety)
- Perasaan hati tidak menentu (Swing of Affect)
- Perubahan ritme tidur (Change in Sleep Rytm)
- Perubahan kebiasaan / cara hidup ( Change of Habit )
- PENDERITAAN DAN KENIKMATAN
Tujuan manusia yang paling populer
adalah kenikmatan, sedangkan penderitaan adalah sesuatu yang selalu dihindari
oleh manusia. Oleh karena itu, penderitaan harus dibedakan dengan kenikmatan,
dan penderitaan itu sendiri sifatnya ada yang lama dan ada yang sementara. Hal
ini berhubungan dengan penyebabnya. Macam-macam penderitaan menurut
penyebabnya, antara lain: penderitaan karena alasan fisik, seperti bencana
alam, penyakit dan kematian; penderitaan karena alasan moral, seperti
kekecewaan dalam hidup, matinya seorang sahabat, kebencian orang lain, dan
seterusnya.Semua ini menyangkut kehidupan duniawi dan tidak mungkin
disingkirkan dari dunia dan dari kehidupan manusia.
Penderitaan dan kenikmatan muncul
karena alasan “saya suka itu” atau “sesuatu itu menyakitkan”. Kenikmatan
dirasakan apabila yang dirasakan sudah didapat, dan penderitaan dirasakan
apabila sesuatu yang menyakitkan menimpa dirinya. Aliran yang ingin secara
mutlak menghindari penderitaan adalah hedonisme, yaitu suatu pandangan bahwa
kenikmatan itu merupakan tujuan satu-satunya dari kegiatan manusia, dan kunci
menuju hidup baik. Penafsiran hedonisme ada dua macam, yaitu:
1)
Hedonisme psikologis yang
berpandangan bahwa semua tindakan diarahkan untuk mencapai kenikmatan dan
menghindari penderitaan.
2)
Hedonisme etis yang berpandangan
bahwa semua tindakan ‘harus’ ditujukan kepada kenikmatan dan menghindari
penderitaan.
- Penderitaan dan Kasihan
Kembali kepada masalah penderitaan,
muncul Nietzsche yang memberontak terhadap pernyataan yang berbunyi: “Dalam
menghadapi penderitaan itu, manusia merasa kasihan”. Menurut Nietzche,
pernyataan ini tidak benar, penderiutaan itu adalah suatu kekurangan vitalitas.
Selanjutnya ia berkata, “sesuatu yang vital dan kuat tidak menderita, oleh
karenanya ia dapat hidup terus dan ikut mengembangkan kehidupan semesta alam.
Orang kasihan adalah yang hilang vitaliatasnya, rapuh, busuk dan runtuh.
Kasihan itu merugikan perkembangan hidup”. Sehingga dikatakannya bahwa kasihan
adalah pengultusan penderitaan. Pernyataan Nietzsche ini ada kaitannya dengan
latar belakang kehidupannya yang penuh penderitaan. Ia mencoba memberontak
terhadap penderitaan sebagai realitas dunia, ia tidak menerima kenyataan.
Seolah-olah ia berkata, penderitaan jangan masuk ke dalam hidup dunia. Oleh
karena itu, kasihan yang tertuju kepada manusia harus ditolak, katanya.
Pandangan Nietzsche tidak dapat
disetujui karena: pertama, di mana letak humanisnya dan aliran existensialisme.
Kedua, bahwa penderitaan itu ada dalam hidup manusia dan dapat diatasi dengan
sikap kasihan. Ketiga, tidak mungkin orang yang membantu penderita, menyingkir
dan senang bila melihat orang yang menderita. Bila demikian, maka itu yang
disebut sikap sadisme. Sikap yang wajar adalah menaruh kasihan terhadap sesama
manusia dengan menolak penderitaan, yakni dengan berusaha sekuat tenaga untuk
meringankan penderitaan, dan bila mungkin menghilangkannya
.
- Penderitaan dan Noda Dosa pada Hati Manusia
Penderitaan juga dapat timbul akibat
noda dosa pada hati manusia (Al-Ghazali, abad ke 11). Menurut Al-Ghazali dalam
kitabnya Ihyaa’ Ulumudin, orang yang suka iri hati, hasad, dengki
akan menderita hukuman lahir-batin, akan merasa tidak puas dan tidak kenal
berterima kasih. Padahal dunia tidak berkekurangan untuk orang-orang di segala
zaman. Allah SWT telah memberi ilmu dan kekayaan atau kekuasaan-Nya, karena itu
penderitaan-penderitaan lahir ataupun batin akan selalu menimpa orang-orang
yang mempunyai sifat iri hati, hasad, dengki selama hidupnya sampai akhir
kelak.
Untuk mengobati hati yang menderita
ini, sebelumnya perlu diketahui tanda- tanda hati yang sedang gelisah (hati
yang sakit). Perlu diketahui bahwa setiap anggota badan diciptakan untuk
melakukan suatu pekerjaan. Apabila hati sakit maka ia tidak dapat melakukan
pekerjaan dengan sempurna ia kacau dan gelisah. Ciri hati yang tidak dapat
melakukan pekerjaan ialah apabila ia tidak dapat berilmu, berhikmah,
bermakrifat, mencintai Allah dengan menyembah-Nya, merasa erat dan nikmat
mengingat-Nya.
Cara Menghadapi suatu Penderitan
Orang yang mengalami
penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam
dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative.
Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus
asa, atau ingin bunuh diri.
Kelanjutan dari sikap
negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin,
tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah,
bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti
kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain-lain (Ibni Hasyim,2009).
Cara menghadapi penderitaan Menurut Habib Mustofa
(1989) adalah sebagai berikut :
o Gangguan kesehatan karena rasa takut, karena
kesehatan jasmani juga mempengaruhi kesehatan rohani.
o Takut akan hal yang belum terjadi, dari pada kita
memikirkannya saja lebih baik kita berkata : “ Aku telah bersedia untuk
menghadapi sesuatu kalau sampai hal itu terjadi”.
o Kembangkan kelebihan, lupakan kekeliruan
o Sikapmu terhadap kegagalan, kita melatih diri dengan
senantiasa mengatakan : “ Ah tak jadi masalah” terhadap kegagalan yang menimpa
kita.
o Mencari cara baru yang lebih Efisien.
o Jangan tergesah
gesah.
o Sikap berani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar