Kamis, 02 Oktober 2014

Belajar dan Pembelajaran


MODEL-MODEL PEMBELAJARAN


Disusun Oleh :
Revie Daramitha Utami        ( A1A113002 )
Riska Rama Dewi              ( A1A113003 )
Darmawati                    ( A1A113004 )
Farra Nur                    ( A1A113033 )
Romita Sembiring             ( A1A113039 )
Ari  Zulhardi                ( A1A113042 )

     PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar Lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk makalah ini dengan judul “Model-model pembelajaran” sesuai dengan waktu yang direncanakan.
            Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammaad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang membantu perjuangan beliau dalam menegakkan Dinullah dimuka bumi ini.
            Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan  ucapan terima kasih kepada :
1.      Bapak Firman Khaidir, S.Pd, M.Pd , selaku dosen pengampu mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
2.      Kepada semua sahabat dan teman-teman satu angkatan yang penulis tidak sebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan pada pembaca pada umumnya.

Jambi, 19 September 2014                                                                                            Penulis,


DAFTAR ISI

Halaman Judul ..................................................................................        i
Kata Pengantar .................................................................................        ii
Daftar Isi ...............................................................................................        iii
BAB I   PENDAHULUAN
            1.1       Latar Belakang Penulisan .......................................        1
            1.2       Tujuan penulisan .......................................................        4
BAB II  PEMBAHASAN
            2.1       Pengertian Model Pembelajaran ........................        5
            2.2       Prinsip-prinsip Model Pembelajaran ....................        7
            2.3       Batasan dan Rumusan Masalah
                        Model-model Pembelajaran ................................        8
            2.4       Tujuan dan Manfaat ................................................        9
            2.5       Karakteristik Model Pembelajaran .......................        10
            2.6       Penggolongan dan Jenis-jenis Model
                        Pembelajaran.............................................................        12
            2.7       Macam-macam Model Pembelajaran .............        20
            2.8       Pemilihan Model Pembelajaran Sebagai
                        Bentuk Implementasi Strategi Pembelajaran.....        24


BAB III PENUTUP
            3.1       Kesimpulan ..................................................................        28
            3.2       Saran .............................................................................        29
DAFTAR PUSTAKA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern.
Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik (improvement oriented). Hal ini tentu saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen yang melekat pada pendidikan diantaranya  adalah kurikulum, guru dan siswa.
Dalam proses pembelajaran keberadaan  guru sangatlah urgen, karena guru yang menentukan, apakah tujuan  pembelajaran tercapai atau tidak?, bagaimana kompetensi siswa ?
Hasil studi menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namum pembelajaran dan pemahaman siswa di tingkat dasar termasuk Madrasah Ibtidaiyah pada beberapa materi pelajaran menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Pembelajaran di tingkat sekolah dasar atau Madrasah Ibtidaiyah  cenderung text book oriented  dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran konsep cenderung abstrak dan dengan metode ceramah, sehingga konsep-konsep akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang bervariasi, dan sebagai akibat motivasi belajar  siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan mekanistis (Direktorat PLP, 2002)
Menurut pendapat oleh Peter Sheal (1989) sesuai dengan “Kerucut Pengalaman Belajar” Dia menyatakan (hasil penelitian) bahwa peserta didik yang hanya mengandalkan “penglihatan” dan “pendengaran” dalam proses pembelajarannya akan memperoleh daya serap kurang dari 50%. Di sisi lain, dalam melaksanakan proses belajar mengajar, kurang dari 20% guru yang menggunakan alat bantu pembelajaran. Kurang dari 30% guru yang selalu mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga wajar apabila evaluasi hasil belajar hasilnya belum seperti yang di harapkan.
Dampak lain dari proses pembelajaran tersebut adalah siswa lebih sering menonton gurunya mengajar dari pada memperhatikan  guru mengajar. Sehingga guru yang “lucu” apalagi memberi nilai “murah” akan menjadi favorit para siswa. Akankah hal seperti ini kita biarkan atau bahkan dipertahankan? Atau kita akan mendobrak dengan langkah baru? Apakah kita termasuk penganut status quo atau menjadi agent of change? Guru yang ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik, memang bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan.
Mencermati hal tersebut di atas, perlu adanya perubahan dan pembaharuan, inovasi ataupun gerakan perubahan mind set kearah pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya dan khususnya tujuan pembelajaran. Upaya-upaya guru dalam mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan  yang direncanakan. Karena itu pemilihan metode, strategi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran yang berguna dalam mencapai iklim  PAKEM ( Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan ) adalah tuntutan yang harus diupayakan oleh guru.
Keanekaragaman model pembelajaran yang hendak disampaikan pada makalah ini merupakan upaya bagaimana menyediakan berbagai alternatif dalam model pembelajaran yang hendak disampaikan agar selaras dengan tingkat perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik. Ini berarti tidak ada model pembelajaran yang paling baik, atau model pembelajaran yang satu lebih baik dari model pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu model pembelajaran atau pemilihan suatu model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajaran, kesesuaian dengan materi yang hendak disampaikan, perkembangan peserta didik, dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan memberdayakan semua sumber belajar yang ada.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kami mengangkat topik masalah model pembelajaran mudah-mudahan dapat memperkaya  model pembelajaran sehingga siswa tidak  bosan untuk mengikuti pelajaran.

1.2   Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa tujuan yang ingin dicapai, diantaranya :
o   Untuk memenuhi tugas Belajar dan Pembelajan.
o   Untuk memahami definisi dari model pembelajaran.
o   Untuk mengetahui batasan dan rumusan masalah pada model-model pembelajaran.
o   Untuk memahami tujuan dan manfaat dari model-model pembelajaran.
o   Untuk mengetahui karakteristik dari model-model pembelajaran.
o   Untuk mengetahui penggolongan dan jenis-jenis model pembelajaran.
o   Untuk mengetahui Macam-macam Model Pembelajaran



BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Model Pembelajaran
Istilah pembelajaran sama dengan  proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling berinteraksi. Dengan demikian, pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik.
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Syaiful Sagala, 2005).
Secara luas, Joyce dan Weil (2000:13) mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku pelajaran, program multi media, dan bantuan belajar melalui program komputer. Hakikat mengajar menurut Joyce dan Weil adalah membantu belajar (peserta didik) memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan belajar bagaimana cara belajar.
Merujuk pada dua pendapat di atas, penulis memaknai model pembelajaran sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan guru-peserta didik atau dikenal dengan istilah sintaks dalam peristiwa pembelajaran. Secara implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan antara model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
1.      Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
2.      Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3.      Langkah-langkah  mengajar yang duperlukan agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.
4.      Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

2.2   Prinsip-prinsip Model Pembelajaran
Agar Model-model pembelajaran dapat menghasilkan rencana yang efektif dan efisien, prinsip-prinsip berikut patut diperhatikan diantaranya :
1.      Model-model pembelajaran hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas dan mantap. Nilai yang menjadi dasar bisa berupa nilai budaya, nilai moral, dan nilai religius, maupun gabungan dari ketiganya;
2.      Model-model pembelajaran hendaknya berangkat dari tujuan umum, tujuan umum itu dirinci menjadi khusus, kemudian bila masih bisa dirinci menjadi tujuan khusus, itu dirinci menjadi lebih rinci lagi. Adanya rumusan tujuan umum dan tujuan khusus yang terinci akan menyebabkan berbagai unsur dalam laporan hasil penelitian, memiliki relevansi yang tinggi dengan tujuan yang akan dicapai.
3.      Model-model pembelajaran hendaknya realistis. Dalam hal sumber daya hendaknya dipertimbangkan kualitas maupun kuantitas manusia dan perangkat penunjangnya, laporan hasil penelitian sebaiknya tidak mengacu pada sumber  daya yang diperkiranan, melainkan pada sumber daya dan dana yang nyata.
4.      Model-model pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kondisi sosial budaya masyarakat, baik yang mendukung maupun yang menghambat pelaksanaan laporan hasil penelitian nanti. Kondisi sosial budaya tersebut misalnya system nilai, adat istiadat, keyakinan, serta cita-cita, dan;
5.      Model-model pembelajaran hendaknya fleksibel. Meskipun berbagai hal yang terkait dengan pelaksanaan rencana telah dipertimbangkan sebaik-baiknya, masih mungkin terjadi hal-hal yang diluar perhitungan model-model pembelajaran ketika rencana itu dilksanakan. Oleh karena itu, dalam membuat model-model pembelajaran hendaknya disediakan ruang gerak bagi kemungkinan dari rencana sebagai antisipasi terhadap hal-hal yang terjadi diluar perhitungan model-model pembelajaran

2.3   Batasan dan Rumusan Masalah Model-Model Pembelajaran
                                    Pada garis besarnya suatu menulis model-model pembelajaran akan melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1.      Menetapkan tujuan yang akan dicapai. Tujuan yang ditetapkan ini merupakan rincian yang lebih umum, baik tujuan individual maupun tujuan kelompok;
2.      Menetapkan standar keberhasilan. Standar keberhasilan ini meliputi standar kualitas;
3.      Menetapkan system evaluasi. Sistem evaluasi ini mencakup evaluasi proses dan evaluasi hasil;
4.      Menganalisis situasi dan kondisi yang terkait dengan tujuan yang akan dicapai. Situasi dan kondisi yang akan dianalisis misalnya ekonomi, politik, system nilai, adat istiadat, keyakinan serta cita-cita;
5.      Menetapkan kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Kegiatan yang ditetapkan sudah mempertimbangkan faktor-faktor penunjang maupun penghambat pencapaian tujuan yang diperoleh dari hasil analisis terhadap situasi dan kondisi yang terkait dengan tujuan yang akan dicapai;
6.      Menetapkan urutan hierarkhis dari kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan;
7.      Menetapkan alternative kegiatan-kegiatan lain untuk mengantisipasi kemungkinan tidak efektif dan tidak efisiennya kegiatan-kegiatan yang ditetapkjan sebagai kegiatan utama untuk mencapai tujuan;
8.      Menetapkan urutan hierarkhis dan kegiatan-kegiatan alternative sebagai kegiatan- kegiatan utama;
9.      Memerinci waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan, dan;
10.  Menetapkan personalia pelaksana setiap kegiatan.

2.4   Tujuan dan Manfaat
Uraian tentang pengertian, prinsip, dan tahap-tahap  Model-model pembelajaran sebagaimana dikemukakan diatas menyiratkan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang penulis Model-model pembelajaran agar dapat dihasilkan rencana efektif dan efisien. Pada pokoknya kemampuan-kemampuan yang dituntut dari seorang penulis Model-model pembelajaran meliputi :
1.      Kemampuan memprediksi keadaan masa datang. Dengan kemampuan memprediksi yang memadai, akan dihasilkan rencana yang tidak mengalami banyak perubahan saat dilaksanakan nanti
2.      Kemampuan menganalisis kondisi nyata saat perencanaan dilakukan. Kemampuan ini sesungguhnya merupakan dasar bagi pengadaan prediksi yang tepat. Dengan menganalisis secara tepat kondisi nyata saat perencanaan dilakukan, sebagian dari prediksi yang tepat telah dilewati, dan;
3.      Kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan matematis yang akurat. Kemampuan sesungguhnya menjadi dasar bagi pengadaan analisis kondisi nyata secara akurat untuk keperluan perencanaan, maupun diperlukan untuk melakukan perhitungan-perhitungan matematis saat melakukan perencanaan.
Betapapun besarnya kemampuan seseorang dalam melakukan menulis model-model pembelajaran, manusia tetap memiliki keterbatasan dalam melakukan perencanaan, apalagi bila perencanaan yang dilakukan menyangkut suatu lembaga yang besar.

2.5    Karakteristik Model Pembelajaran
Rangke L Tobing, dkk (1990:5) mengidentifikasi lima karakterististik suatu model pembelajaran yang baik, yang meliputi berikut ini.
1.    Prosedur Ilmiah
Suatu model pembelajaran harus memiliki suatu prosedur yang sistematik untuk mengubah tingkah laku peserta didik atau memiliki sintaks yang merupakan urutan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru-peserta didik.
2.    Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan
Suatu model pembelajaran menyebutkan hasil-hasil belajar secara rinci mengenai penampilan peserta didik.
3.    Spesifikasi lingkungan belajar
Suatu model pembelajaran menyebutkan secara tegas kondisi lingkungan dimana tanggapan peserta didik diobservasi.
4.    Kriteria penampilan
Suatu model pembelajaran merujuk pada kriteria penerimaaan penampilan yang diharapkan dari para peserta didik. Model pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik yang dapat didemonstrasikannya setelah langkah-langkah mengajar tertentu.
5.    Cara-cara pelaksanaannya
Semua model pembelajaran menyebutkan mekanisme yang menunjukkan reaksi peserta didik dan interaksinya dengan lingkungan.
Bruce dan Weil (1980 dan 1992: 135-136) mengidentifikasi karakteristik model pembelajaran ke dalam aspek-aspek berikut.
1.      Sintaks
Suatu model pembelajaran memiliki sintaks atau urutan atau tahap-tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan fase yang menggambarkan bagaimana model tersebut dalam praktiknya, misalnya bagaimana memulai pelajaran.
2.      Sistem sosial
Sistem sosial menggambarkan bentuk kerja sama guru-peserta didik dalam pembelajaran atau peran-peran guru dan peserta didik dan hubungannya satu sama lain dan jenis-jenis aturan yang harus diterapkan. Peran kepemimpinan guru bervariasi dalam satu model ke model pembelajaran lainnya. Dalam beberapa model pembelajaran, guru bertindak sebagai pusat kegiatan dan sumber belajar (hal ini berlaku pada model yang terstruktur tinggi), namun dalam model pembelajaran yang terstruktur sedang peran guru dan peserta didik seimbang. Setiap model memberikan peran yang berbeda pada guru dan peserta didik.
3.      Prinsip reaksi
Prinsip reaksi menunjukkan kepada guru bagaimana cara menghargai atau menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi apa yang dilakukan oleh peserta didik. Sebagai contoh, dalam suatu situasi belajar, guru memberi penghargaan atas kegiatan yang dilakukan peserta didik atau mengambil sikap netral.
4.      Sistem pendukung menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung keterlaksanaan model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan, kesiapan guru, serta kesiapan peserta didik.
5.      Dampak pembelajaran langsung dan iringan
Dampak pembelajaran langsung merupakan hasil belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan para peserta didik pada tujuan yang diharapkan sedangkan dampak iringan adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh pebelajar.
2.6   Penggolongan dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Joyce dan Weil (1980; 1992) dalam bukunya Models of Teaching menggolongkan model-model pembelajaran ke dalam empat rumpun. Keempat rumpun model pembelajaran tersebut adalah: (1) rumpun model pembelajaran pemrosesan iInformasi, (2) rumpun model pembelajaran personal, (3) rumpun model pembelajaran sosial, dan (4) rumpun model pembelajaran perilaku.
1.    Rumpun model-model Pemrosesan Informasi
Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir produktif. Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun pemrosesan informasi ini adalah seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Model-Model Pembelajaran yang Tergolong Rumpun
No
Nama Model Pembelajaran
Tokoh
Misi/tujuan/manfaat
1
Berpikir Induktif
Hilda Taba
Ditujukan secara khusus untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya. Model ini memiliki keunggulan melatihkan kemampuan menganalisis informasi dan membangun konsep yang berhubungan dengan kecakapan berpikir.

2.
Latihan Inkuari
Richard Suchman
Sama dengan model berpikir induktif, model ini ditujukan untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan pada umumnya. Kelebihan model ini dibandingkan dengan berpikir induktif lebih banyak melatihkan metode ilmiah.

3.
Pembentukan
Konsep
Jerome Bruner, Goodnow, dan Austin
Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif, peserta didik dilatih mempelajari konsep secara efektif.

4
Perkembangan
Kognitif
Jean Piaget,
Irving Siegel,
Edmund Sullivan,
Lawren-ce Kohl-berg
Dirancang terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir/pengembangan intelektual pada umumnya, khususnya berpikir logis, meskipun demikian kemampuan ini dapat diterapkan pada kehidupan sosial dan pengembangan moral.
5
Advanced organizer
David Ausubel
Dirancang untuk meningkatkan kemampuan mengolah informasi melalui penyajian materi beragam (ceramah, membaca, dan media lainnya) dan  menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah ada.

6.
Mnemonics
Pressley, Levin, Delaney
Strategi belajar untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.

  1. Rumpun model-model Pribadi/individual
Model-model pembelajaran yang termasuk rumpun model-model personal/individual menekankan pada pengembangan pribadi. Model-model pembelajaran ini menekankan pada proses dalam “membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita, yang memandang manusia sebagai pembuat makna. Model-model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak perhatian pada kehidupan emosional. Jenis-jenis model pembelajaran pribadi seperti tercantum pada tabel 2.
Tabel 2. Model-Model Pembelajaran Personal (Pribadi)
Nama Model
Tokoh
Misi/Tujuan
Pengajaran Non Direktif
Carl Rogers
Penekanan pada pembentukan kemampuan belajar sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan diri sendiri sehingga terbentuk konsep diri. Model ini menekankan pada hubungan guru-peserta didik.
Latihan Kesadaran
Fritz Pearls
William Schutz
Pembentukan kemampuan menjajaga dan menyadari  pemahaman diri sendiri.
Sinektik
William Gordon
Pengembangan individu dalam hal kreativitas dan pemecahan masalah kreatif.
Sistem Konseptual
David Hunt
Didesain untuk meningkatkan kompleksitas pribadi dan fleksibilitas.
Pertemuan kelas
William Glasser
Pengembangan  pemahaman diri dan tanggungjawab pada diri sendiri dan kelompok sosial lainnya.

3.      Rumpun model-model Interaksi Sosial
              Model-model pembelajaran yang termasuk dalam rumpun sosial ini menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang lain. Model-model ini memfokuskan pada proses negosiasi sosial. Model-model pembelajaran dalam kelompok ini  memberikan prioritas pada peningkatan kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dalam upaya peningkatan proses demokratis dalam bermasyarakat secara produktif. Jenis-jenis model pembelajaran rumpun Interaksi Sosial adalah seperti dalam tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Model-model Pembelajaran Interaksi Sosial
Nama Model
Tokoh
Misi/tujuan
Kerja kelompok. (investigati-on group)
Herbert Thelen
John Dewey
Mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk berperan dalam kelompok yang menekankan keterampilan komunikasi interpersonal dan keterampilan inkuari ilmiah. Aspek-aspek pengembangan pribadi merupakan hal yang penting dari model ini.

Inkuari Sosial
Byron Massialas Benjamin Cox

Pemecahan masalah sosial, terutama melalui inkuari ilmiah dan penalaran logis.
Jurispru-dential
National Training Laboratory,
Bethel, Maine
Donald  Oliver
James P.Shaver

Pengembangan keterampilan interpersonal dan kerja kelompok untuk mencapai, kesadaran, dan fleksibilitas pribadi. Didesain utama untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara berpikir jurisprudensial (ilmu tentang hukum-hukum manusia).
Role playing (Bermain peran)
Fannie Shaftel George Shafted
Didesain untuk mengajak peserta didik dalam menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari penyelidikan itu
Simulasi Sosial
Sarene Boocock,
Harold Guetzkow
Didisain untuk membantu pengalaman peserta didik melalui proses sosial dan realitas dan untuk menilai reaksi mereka terhadap proses-proses sosial tersebut, juga untuk memperoleh konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan pengambilan keputusan.

  1. Rumpun Model-model Perilaku
          Semua model pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku, teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau perilaku terapi. Model- model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki. Adapun jenis-jenis model pembelajaran perilaku seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Model-model Pembelajaran Rumpun Perilaku
Model
Tokoh
Misi atau tujuan
Contingency Management (manajemen dari akibat/hasil  perlakuan)
B.F. Skinner
Model ini dirancang untuk mengajak peserta didik mempelajari fakta-fakta, konsep-konsep dan keterampilan sebagai akibat dari suatu perlakuan tertentu.
Self Control
B.F. Skinner
Model ini dirancang untuk mengajak peserta didik untuk memiliki keterampilan mengendalikan perilaku sosial/keterampilan-keterampilan sosial.
Relaksasi
Rimm & Masters Wolpe
Model ini dirancang untuk mengajak peserta didik menemukan tujuan-tujuan pribadi.
Stress Reduction
(pengurangan stres)
Rimm & Masters
Model ini ditujukan untuk membelajarkan peserta didik dalam  cara relaksasi dalam mengatasi kecemasan dalam situasi sosial
Assertive Training (Latihan  berekspresi)
Wolpe, lazarus, Salter
Menyatakan perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi social
Desensititation
Wolpe
Pola-pola perilaku, keterampilan–keterampilan
Direct training/direct instruction
Gagne
Smith & Smith
Pola tingkah laku, keterampilan-keterampilan.

2.7   Macam-macam Model Pembelajaran
ü  Model pembelajaran yang pertama adalah model pembelajaran secara langsung atau disebut ceramah.  Kelebihannya adalah tenaga pendidik dapat menyampaikan materi pembelajaran secara langsung untuk dipahami oleh peserta didiknya namun di sini para peserta didik cenderung pasif dan tenaga pendidik yang lebih dominan.
ü  Selanjutnya ada model diskusi. Di sini kelebihannya adalah seorang tenaga pendidik hanya berperan sebagai fasilitator yang menjadi pengatur kondisi pembelajaran sedangkan para peserta didiknya dituntut untuk lebih aktif dalam menyampaikan aspirasinya melalui diskusi kelompok dengan peserta didik yang lain sehingga selain komunikasi terjalin dengan baik juga mengajarkan peserta didik untuk berani mengutarakan pendapatnya.
ü  Yang ketiga adalah sebuah model pembelajaran yang memadukan dua model pembelajaran di atas. Yakni model ceramah kombinasi. Di sini seorang tenaga pendidik tetap aktif dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didiknya namun ada kalanya mereka memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menyampaikan pendapatnya melalui tanya jawab sebagai selingan materi pembelajaran.
ü  Selain itu juga masih terdapat model pembelajaran yang lain seperti model pembelajaran resitasi dan eksperimental yang masing-masing tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya.

BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
Sebagai penutup dari uraian makalah ini dapat dibuatlah kesimpulan sebagai berikut:
a)      pembelajaran sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-peserta didik di dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta didik.
b)      Ada lima karakterististik suatu model pembelajaran yang baik, yang meliputi:
i.         Prosedur Ilmiah
ii.       Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan
iii.      Spesifikasi lingkungan belajar
iv.     Kriteria penampilan
v.       Cara-cara pelaksanaannya
c)       Joyce dan Weil (1980; 1992) dalam bukunya Models of Teaching menggolongkan model-model pembelajaran ke dalam empat rumpun. Keempat rumpun model pembelajaran tersebut adalah:
i.         rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi,
ii.       rumpun model pembelajaran personal,
iii.      rumpun model pembelajaran sosial, dan
iv.     rumpun model pembelajaran perilaku.


3.2   Saran
Saran dari penulis yaitu sebagai pengajar harus bisa menerapkan model pembelajaran yang baik. model-model pembelajaran sangat dipergunakan dalam pendekatan pembelajaran, sehingga peserta didik dan pendidik dapat melakukan proses pembelajaran secara efektif optimal dan mencapai tujuan yang pembelajaran yang telah direncanakan.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh para guru sangat beragam. Model pembelajaran adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat di capai dengan lebih  efektif dan efisien.
                           Demikianlah makalah ini kami buat, semoga dapat memberikan manfaat kepada rekan-rekan yang membacanya.



DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka
Arronson, E (2000). History of The Jigsaw, An Account from Professor Aronson [on line]. Tersedia :http://www.jigsaw.org/history.htm [ 15 Januari 2003]
Blosser, P. E. (1992). Using Cooperative Learning in Science Education. ERIC Clearing House. Tersedia [on line] http://www.eric.edu.
BSNP, ( 2006), Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA, Jakarta: BSNP.
Syaiful Sagala, 205, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Penerbit Alfabeta Wilkins, Robert A, 1990, Model Lessons Bridging the gap between models of teaching and classroom application,  Curtin University of Technology.
Tobing, Rangke L , Setia Adi, Hinduan, 1990, Model-Model mengajar Metodik Khusus Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam Sekolah Dasar, makalah dalam penataran Calon Penatar Dosen Pendidikan Guru SD (Program D-II).
Toeti,sukamto, Dr 1997 ,Model pembelajaran & model mdel pembelajaran :Ciputat Jakarta Terus  joyce,dan weil 1986 model of teaching newjersey prentice-hall ,inc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar