MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN
Disusun Oleh :
Revie Daramitha
Utami ( A1A113002 )
Riska Rama Dewi ( A1A113003 )
Darmawati ( A1A113004 )
Farra Nur ( A1A113033 )
Romita Sembiring ( A1A113039 )
Ari Zulhardi (
A1A113042 )
PENDIDIKAN
EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat
Allah SWT Yang Maha Mendengar Lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis yang berbentuk makalah ini dengan judul “Model-model pembelajaran” sesuai
dengan waktu yang direncanakan.
Shalawat
serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammaad SAW
beserta seluruh keluarga dan sahabatnya yang membantu perjuangan beliau dalam
menegakkan Dinullah dimuka bumi ini.
Dalam
penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik
moril maupun materil, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
Bapak Firman Khaidir, S.Pd, M.Pd , selaku dosen pengampu
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran.
2.
Kepada semua sahabat dan teman-teman satu angkatan yang
penulis tidak sebutkan namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua
pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan makalah ini selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis dan pada
pembaca pada umumnya.
Jambi, 19 September 2014 Penulis,
DAFTAR
ISI
Halaman Judul .................................................................................. i
Kata Pengantar ................................................................................. ii
Daftar Isi ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan ....................................... 1
1.2 Tujuan penulisan ....................................................... 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Pembelajaran ........................ 5
2.2 Prinsip-prinsip Model Pembelajaran .................... 7
2.3 Batasan dan Rumusan Masalah
Model-model
Pembelajaran ................................ 8
2.4 Tujuan dan Manfaat ................................................ 9
2.5 Karakteristik Model Pembelajaran ....................... 10
2.6 Penggolongan dan Jenis-jenis Model
Pembelajaran............................................................. 12
2.7 Macam-macam Model Pembelajaran ............. 20
2.8 Pemilihan Model
Pembelajaran Sebagai
Bentuk Implementasi
Strategi Pembelajaran..... 24
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................. 28
3.2 Saran ............................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu bentuk
perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan
sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan
atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan
dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan
pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan
masa depan dan tuntutan masyarakat modern.
Salah satu ciri
masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik
(improvement oriented). Hal ini tentu
saja menyangkut berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan. Komponen
yang melekat pada pendidikan diantaranya
adalah kurikulum, guru dan siswa.
Dalam proses
pembelajaran keberadaan guru sangatlah
urgen, karena guru yang menentukan, apakah tujuan pembelajaran tercapai atau tidak?, bagaimana
kompetensi siswa ?
Hasil studi
menyebutkan bahwa meski adanya peningkatan mutu pendidikan yang cukup
menggembirakan, namum pembelajaran dan pemahaman siswa di tingkat dasar
termasuk Madrasah Ibtidaiyah pada beberapa materi pelajaran menunjukkan hasil
yang kurang memuaskan. Pembelajaran di tingkat sekolah dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah cenderung text book oriented
dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa. Pembelajaran
konsep cenderung abstrak dan dengan metode ceramah, sehingga konsep-konsep
akademik kurang bisa atau sulit dipahami. Sementara itu kebanyakan guru dalam
mengajar masih kurang memperhatikan kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata
lain tidak melakukan pengajaran bermakna, metode yang digunakan kurang
bervariasi, dan sebagai akibat motivasi belajar
siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar cenderung menghafal dan
mekanistis (Direktorat PLP, 2002)
Menurut pendapat
oleh Peter Sheal (1989) sesuai dengan “Kerucut Pengalaman Belajar” Dia
menyatakan (hasil penelitian) bahwa peserta didik yang hanya mengandalkan
“penglihatan” dan “pendengaran” dalam proses pembelajarannya akan memperoleh
daya serap kurang dari 50%. Di sisi lain, dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, kurang dari 20% guru yang menggunakan alat bantu pembelajaran. Kurang dari 30% guru yang
selalu mengkaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga wajar apabila
evaluasi hasil belajar hasilnya belum seperti yang di harapkan.
Dampak lain dari proses pembelajaran tersebut adalah siswa lebih sering menonton gurunya mengajar dari pada memperhatikan guru mengajar. Sehingga guru yang “lucu” apalagi memberi nilai “murah” akan menjadi favorit para siswa.
Akankah hal seperti ini kita biarkan atau bahkan dipertahankan? Atau kita akan
mendobrak dengan langkah baru? Apakah kita termasuk penganut status quo atau menjadi agent of change? Guru yang ingin terjadi
adanya perubahan yang lebih baik, memang bukan sesuatu yang mudah untuk
dilakukan.
Mencermati hal tersebut di atas, perlu adanya perubahan dan pembaharuan,
inovasi ataupun gerakan perubahan mind
set kearah pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya dan khususnya tujuan
pembelajaran. Upaya-upaya guru
dalam mengatur dan memberdayakan berbagai variabel pembelajaran, merupakan
bagian penting dalam keberhasilan siswa mencapai tujuan yang direncanakan. Karena itu pemilihan
metode, strategi dan pendekatan dalam mendesain model pembelajaran yang berguna
dalam mencapai iklim PAKEM (
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan ) adalah tuntutan yang harus
diupayakan oleh guru.
Keanekaragaman model pembelajaran yang hendak disampaikan pada makalah ini
merupakan upaya bagaimana menyediakan berbagai alternatif dalam model pembelajaran
yang hendak disampaikan agar selaras dengan tingkat perkembangan kognitif,
afektif, dan psikomotorik peserta didik. Ini berarti tidak ada model
pembelajaran yang paling baik, atau model pembelajaran yang satu lebih baik
dari model pembelajaran yang lain. Baik tidaknya suatu model pembelajaran atau
pemilihan suatu model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajaran,
kesesuaian dengan materi yang hendak disampaikan, perkembangan peserta didik,
dan juga kemampuan guru dalam mengelola dan memberdayakan semua sumber belajar
yang ada.
Berdasarkan
uraian tersebut diatas, maka kami mengangkat topik masalah model pembelajaran mudah-mudahan
dapat memperkaya model pembelajaran sehingga siswa tidak bosan
untuk mengikuti pelajaran.
1.2 Tujuan Penulisan
Dalam pembuatan makalah ini ada beberapa
tujuan yang ingin dicapai, diantaranya :
o
Untuk memenuhi tugas Belajar dan
Pembelajan.
o
Untuk memahami definisi dari model
pembelajaran.
o
Untuk mengetahui
batasan dan rumusan masalah pada model-model pembelajaran.
o
Untuk memahami
tujuan dan manfaat dari model-model pembelajaran.
o
Untuk mengetahui karakteristik dari model-model pembelajaran.
o
Untuk
mengetahui penggolongan dan jenis-jenis model pembelajaran.
o
Untuk
mengetahui Macam-macam Model Pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Pembelajaran
Istilah pembelajaran sama dengan proses belajar mengajar. Dalam konteks pembelajaran
terdapat dua komponen penting, yaitu guru dan peserta didik yang saling
berinteraksi. Dengan demikian, pembelajaran didefinisikan sebagai pengorganisasian
atau penciptaan atau pengaturan suatu kondisi lingkungan yang sebaik-baiknya
yang memungkinkan terjadinya belajar pada peserta didik.
Model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar
mengajar (Syaiful Sagala, 2005).
Secara
luas, Joyce dan Weil (2000:13) mengemukakan bahwa model pembelajaran merupakan
deskripsi dari lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum,
kursus-kursus, rancangan unit pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku
pelajaran, program multi media, dan bantuan belajar melalui program komputer.
Hakikat mengajar menurut Joyce dan Weil adalah membantu belajar (peserta didik)
memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai-nilai, cara berpikir, dan
belajar bagaimana cara belajar.
Merujuk
pada dua pendapat di atas, penulis memaknai model pembelajaran sebagai suatu
rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola
tersebut dapat terlihat kegiatan guru-peserta didik di dalam mewujudkan kondisi
belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada peserta
didik. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat karakteristik berupa
rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan guru-peserta didik atau dikenal dengan
istilah sintaks dalam peristiwa pembelajaran. Secara implisit
di balik tahapan pembelajaran tersebut terdapat karakteristik lainnya dari
sebuah model dan rasional yang membedakan antara model pembelajaran yang satu
dengan model pembelajaran yang lainnya.
Model
pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau
prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang
tidak dipunyai oleh strategi atau metode pembelajaran :
1. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh
pendidik.
2. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3. Langkah-langkah mengajar yang duperlukan agar model
pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai.
2.2 Prinsip-prinsip Model Pembelajaran
Agar Model-model pembelajaran dapat
menghasilkan rencana yang efektif dan efisien, prinsip-prinsip berikut patut
diperhatikan diantaranya :
1.
Model-model pembelajaran
hendaknya mempunyai dasar nilai yang jelas dan mantap. Nilai yang menjadi dasar
bisa berupa nilai budaya, nilai moral, dan nilai religius, maupun gabungan dari
ketiganya;
2.
Model-model
pembelajaran hendaknya berangkat dari tujuan umum, tujuan umum itu dirinci
menjadi khusus, kemudian bila masih bisa dirinci menjadi tujuan khusus, itu
dirinci menjadi lebih rinci lagi. Adanya rumusan tujuan umum dan tujuan khusus
yang terinci akan menyebabkan berbagai unsur dalam laporan hasil penelitian,
memiliki relevansi yang tinggi dengan tujuan yang akan dicapai.
3.
Model-model
pembelajaran hendaknya realistis. Dalam hal sumber daya hendaknya
dipertimbangkan kualitas maupun kuantitas manusia dan perangkat penunjangnya,
laporan hasil penelitian sebaiknya tidak mengacu pada sumber daya yang
diperkiranan, melainkan pada sumber daya dan dana yang nyata.
4.
Model-model
pembelajaran hendaknya mempertimbangkan kondisi sosial budaya masyarakat, baik
yang mendukung maupun yang menghambat pelaksanaan laporan hasil penelitian nanti.
Kondisi sosial budaya tersebut misalnya system nilai, adat istiadat, keyakinan,
serta cita-cita, dan;
5.
Model-model
pembelajaran hendaknya fleksibel. Meskipun berbagai hal yang terkait dengan
pelaksanaan rencana telah dipertimbangkan sebaik-baiknya, masih mungkin terjadi
hal-hal yang diluar perhitungan model-model pembelajaran ketika rencana itu
dilksanakan. Oleh karena itu, dalam membuat model-model pembelajaran hendaknya
disediakan ruang gerak bagi kemungkinan dari rencana sebagai antisipasi terhadap
hal-hal yang terjadi diluar perhitungan model-model pembelajaran
2.3 Batasan dan Rumusan Masalah Model-Model Pembelajaran
Pada
garis besarnya suatu menulis model-model pembelajaran akan melalui
langkah-langkah sebagai berikut :
1.
Menetapkan tujuan
yang akan dicapai. Tujuan yang ditetapkan ini merupakan rincian yang lebih
umum, baik tujuan individual maupun tujuan kelompok;
2.
Menetapkan
standar keberhasilan. Standar keberhasilan ini meliputi standar kualitas;
3.
Menetapkan system
evaluasi. Sistem evaluasi ini mencakup evaluasi proses dan evaluasi hasil;
4.
Menganalisis
situasi dan kondisi yang terkait dengan tujuan yang akan dicapai. Situasi dan
kondisi yang akan dianalisis misalnya ekonomi, politik, system nilai, adat istiadat,
keyakinan serta cita-cita;
5.
Menetapkan
kegiatan-kegiatan apa yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan. Kegiatan yang
ditetapkan sudah mempertimbangkan faktor-faktor penunjang maupun penghambat
pencapaian tujuan yang diperoleh dari hasil analisis terhadap situasi dan
kondisi yang terkait dengan tujuan yang akan dicapai;
6.
Menetapkan urutan
hierarkhis dari kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan;
7.
Menetapkan
alternative kegiatan-kegiatan lain untuk mengantisipasi kemungkinan tidak
efektif dan tidak efisiennya kegiatan-kegiatan yang ditetapkjan sebagai
kegiatan utama untuk mencapai tujuan;
8.
Menetapkan urutan
hierarkhis dan kegiatan-kegiatan alternative sebagai kegiatan- kegiatan utama;
9.
Memerinci waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap kegiatan, dan;
10.
Menetapkan
personalia pelaksana setiap kegiatan.
2.4 Tujuan dan Manfaat
Uraian tentang pengertian, prinsip,
dan tahap-tahap Model-model pembelajaran sebagaimana dikemukakan diatas
menyiratkan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki oleh seseorang penulis
Model-model pembelajaran agar dapat dihasilkan rencana efektif dan efisien.
Pada pokoknya kemampuan-kemampuan yang dituntut dari seorang penulis
Model-model pembelajaran meliputi :
1.
Kemampuan memprediksi keadaan masa datang.
Dengan kemampuan memprediksi yang memadai, akan dihasilkan rencana yang tidak
mengalami banyak perubahan saat dilaksanakan nanti
2.
Kemampuan menganalisis kondisi nyata saat
perencanaan dilakukan. Kemampuan ini sesungguhnya merupakan dasar bagi
pengadaan prediksi yang tepat. Dengan menganalisis secara tepat kondisi nyata
saat perencanaan dilakukan, sebagian dari prediksi yang tepat telah dilewati,
dan;
3.
Kemampuan melakukan perhitungan-perhitungan
matematis yang akurat. Kemampuan sesungguhnya menjadi dasar bagi pengadaan
analisis kondisi nyata secara akurat untuk keperluan perencanaan, maupun
diperlukan untuk melakukan perhitungan-perhitungan matematis saat melakukan
perencanaan.
Betapapun besarnya kemampuan seseorang
dalam melakukan menulis model-model pembelajaran, manusia tetap memiliki
keterbatasan dalam melakukan perencanaan, apalagi bila perencanaan yang
dilakukan menyangkut suatu lembaga yang besar.
2.5 Karakteristik Model Pembelajaran
Rangke L Tobing, dkk (1990:5)
mengidentifikasi lima karakterististik suatu model pembelajaran yang baik, yang
meliputi berikut ini.
1.
Prosedur Ilmiah
Suatu model pembelajaran harus
memiliki suatu prosedur yang sistematik untuk mengubah tingkah laku peserta
didik atau memiliki sintaks yang merupakan urutan langkah-langkah pembelajaran
yang dilakukan guru-peserta didik.
2.
Spesifikasi hasil belajar yang direncanakan
Suatu model pembelajaran menyebutkan
hasil-hasil belajar secara rinci mengenai penampilan peserta didik.
3.
Spesifikasi lingkungan belajar
Suatu model pembelajaran menyebutkan
secara tegas kondisi lingkungan dimana tanggapan peserta didik diobservasi.
4.
Kriteria penampilan
Suatu model pembelajaran merujuk pada
kriteria penerimaaan penampilan yang diharapkan dari para peserta didik. Model
pembelajaran merencanakan tingkah laku yang diharapkan dari peserta didik yang
dapat didemonstrasikannya setelah langkah-langkah mengajar tertentu.
5.
Cara-cara pelaksanaannya
Semua model pembelajaran menyebutkan
mekanisme yang menunjukkan reaksi peserta didik dan interaksinya dengan
lingkungan.
Bruce dan Weil (1980 dan 1992:
135-136) mengidentifikasi karakteristik model pembelajaran ke dalam aspek-aspek
berikut.
1. Sintaks
Suatu model pembelajaran memiliki
sintaks atau urutan atau tahap-tahap kegiatan belajar yang diistilahkan dengan
fase yang menggambarkan bagaimana model tersebut dalam praktiknya, misalnya
bagaimana memulai pelajaran.
2. Sistem sosial
Sistem sosial menggambarkan bentuk
kerja sama guru-peserta didik dalam pembelajaran atau peran-peran guru dan
peserta didik dan hubungannya satu sama lain dan jenis-jenis aturan yang harus
diterapkan. Peran kepemimpinan guru bervariasi dalam satu model ke model
pembelajaran lainnya. Dalam beberapa model pembelajaran, guru bertindak sebagai
pusat kegiatan dan sumber belajar (hal ini berlaku pada model yang terstruktur
tinggi), namun dalam model pembelajaran yang terstruktur sedang peran guru dan
peserta didik seimbang. Setiap model memberikan peran yang berbeda pada guru
dan peserta didik.
3. Prinsip reaksi
Prinsip reaksi menunjukkan kepada guru
bagaimana cara menghargai atau menilai peserta didik dan bagaimana menanggapi
apa yang dilakukan oleh peserta didik. Sebagai contoh, dalam suatu situasi
belajar, guru memberi penghargaan atas kegiatan yang dilakukan peserta didik
atau mengambil sikap netral.
4. Sistem pendukung
menggambarkan kondisi-kondisi yang diperlukan untuk mendukung keterlaksanaan
model pembelajaran, termasuk sarana dan prasarana, misalnya alat dan bahan,
kesiapan guru, serta kesiapan peserta didik.
5. Dampak
pembelajaran langsung dan iringan
Dampak pembelajaran langsung merupakan
hasil belajar yang dicapai dengan cara mengarahkan para peserta didik pada
tujuan yang diharapkan sedangkan dampak iringan adalah hasil belajar lainnya
yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran sebagai akibat terciptanya
suasana belajar yang dialami langsung oleh pebelajar.
2.6 Penggolongan
dan Jenis-Jenis Model Pembelajaran
Joyce dan Weil (1980; 1992) dalam
bukunya Models of Teaching menggolongkan model-model pembelajaran ke
dalam empat rumpun. Keempat rumpun model pembelajaran tersebut adalah: (1)
rumpun model pembelajaran pemrosesan iInformasi, (2) rumpun model pembelajaran
personal, (3) rumpun model pembelajaran sosial, dan (4) rumpun model
pembelajaran perilaku.
1.
Rumpun model-model Pemrosesan Informasi
Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan
Informasi bertitik tolak dari prinsip-prinsip pengolahan informasi, yaitu
yang merujuk pada cara-cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari
lingkungan, mengorganisasi data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan
masalah, dan menggunakan simbol-simbol. Beberapa model pembelajaran dalam
rumpun ini berhubungan dengan kemampuan peserta didik untuk memecahkan masalah,
dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir produktif.
Jenis model-model pembelajaran yang termasuk ke dalam rumpun pemrosesan
informasi ini adalah seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Model-Model Pembelajaran yang
Tergolong Rumpun
No
|
Nama Model Pembelajaran
|
Tokoh
|
Misi/tujuan/manfaat
|
1
|
Berpikir
Induktif
|
Hilda Taba
|
Ditujukan
secara khusus untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif yang banyak
diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan
pada umumnya. Model ini memiliki keunggulan melatihkan kemampuan menganalisis
informasi dan membangun konsep yang berhubungan dengan kecakapan berpikir.
|
2.
|
Latihan Inkuari
|
Richard Suchman
|
Sama dengan
model berpikir induktif, model ini ditujukan untuk pembentukan kemampuan
berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan akademik meskipun diperlukan
juga untuk kehidupan pada umumnya. Kelebihan model ini dibandingkan dengan
berpikir induktif lebih banyak melatihkan metode ilmiah.
|
3.
|
Pembentukan
Konsep
|
Jerome Bruner,
Goodnow, dan Austin
|
Dirancang
terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir induktif, peserta didik dilatih
mempelajari konsep secara efektif.
|
4
|
Perkembangan
Kognitif
|
Jean Piaget,
Irving Siegel,
Edmund
Sullivan,
Lawren-ce
Kohl-berg
|
Dirancang
terutama untuk pembentukan kemampuan berpikir/pengembangan intelektual pada
umumnya, khususnya berpikir logis, meskipun demikian kemampuan ini dapat
diterapkan pada kehidupan sosial dan pengembangan moral.
|
5
|
Advanced
organizer
|
David Ausubel
|
Dirancang untuk
meningkatkan kemampuan mengolah informasi melalui penyajian materi beragam
(ceramah, membaca, dan media lainnya) dan menghubungkan pengetahuan
baru dengan struktur kognitif yang telah ada.
|
6.
|
Mnemonics
|
Pressley,
Levin, Delaney
|
Strategi
belajar untuk mengingat dan mengasimilasi informasi.
|
- Rumpun model-model Pribadi/individual
Model-model pembelajaran yang termasuk
rumpun model-model personal/individual menekankan pada pengembangan
pribadi. Model-model pembelajaran ini menekankan pada proses dalam
“membangun/mengkonstruksi” dan mengorganisasi realita, yang memandang manusia
sebagai pembuat makna. Model-model pembelajaran rumpun ini memberikan banyak
perhatian pada kehidupan emosional. Jenis-jenis model pembelajaran pribadi
seperti tercantum pada tabel 2.
Tabel 2.
Model-Model Pembelajaran Personal (Pribadi)
Nama Model
|
Tokoh
|
Misi/Tujuan
|
Pengajaran Non Direktif
|
Carl Rogers
|
Penekanan pada pembentukan kemampuan belajar
sendiri untuk mencapai pemahaman dan penemuan diri sendiri sehingga terbentuk
konsep diri. Model ini menekankan pada hubungan guru-peserta didik.
|
Latihan Kesadaran
|
Fritz Pearls
William Schutz
|
Pembentukan kemampuan menjajaga dan
menyadari pemahaman diri sendiri.
|
Sinektik
|
William Gordon
|
Pengembangan individu dalam hal kreativitas
dan pemecahan masalah kreatif.
|
Sistem Konseptual
|
David Hunt
|
Didesain untuk meningkatkan kompleksitas
pribadi dan fleksibilitas.
|
Pertemuan kelas
|
William Glasser
|
Pengembangan pemahaman diri dan
tanggungjawab pada diri sendiri dan kelompok sosial lainnya.
|
3.
Rumpun model-model Interaksi Sosial
Model-model pembelajaran yang termasuk dalam
rumpun sosial ini menekankan hubungan individu dengan masyarakat atau orang
lain. Model-model ini memfokuskan pada proses negosiasi sosial. Model-model
pembelajaran dalam kelompok ini memberikan prioritas pada peningkatan
kemampuan individu untuk berhubungan dengan orang lain dalam upaya peningkatan
proses demokratis dalam bermasyarakat secara produktif. Jenis-jenis
model pembelajaran rumpun Interaksi Sosial adalah seperti dalam tabel 3 berikut
ini.
Tabel 3.
Model-model Pembelajaran Interaksi Sosial
Nama Model
|
Tokoh
|
Misi/tujuan
|
Kerja kelompok.
(investigati-on group)
|
Herbert Thelen
John Dewey
|
Mengembangkan
keterampilan-keterampilan untuk berperan dalam kelompok yang menekankan
keterampilan komunikasi interpersonal dan keterampilan inkuari ilmiah.
Aspek-aspek pengembangan pribadi merupakan hal yang penting dari model ini.
|
Inkuari Sosial
|
Byron Massialas
Benjamin Cox
|
Pemecahan
masalah sosial, terutama melalui inkuari ilmiah dan penalaran logis.
|
Jurispru-dential
|
National
Training Laboratory,
Bethel, Maine
Donald
Oliver
James P.Shaver
|
Pengembangan
keterampilan interpersonal dan kerja kelompok untuk mencapai, kesadaran, dan
fleksibilitas pribadi. Didesain utama untuk melatih kemampuan mengolah
informasi dan menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau
cara berpikir jurisprudensial (ilmu tentang hukum-hukum manusia).
|
Role playing (Bermain
peran)
|
Fannie Shaftel
George Shafted
|
Didesain untuk
mengajak peserta didik dalam menyelidiki nilai-nilai pribadi dan sosial melalui
tingkah laku mereka sendiri dan nilai-nilai yang menjadi sumber dari
penyelidikan itu
|
Simulasi Sosial
|
Sarene Boocock,
Harold Guetzkow
|
Didisain untuk
membantu pengalaman peserta didik melalui proses sosial dan realitas dan
untuk menilai reaksi mereka terhadap proses-proses sosial tersebut, juga
untuk memperoleh konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan pengambilan
keputusan.
|
- Rumpun Model-model Perilaku
Semua model
pembelajaran rumpun ini didasarkan pada suatu pengetahuan yang mengacu pada
teori perilaku, teori belajar, teori belajar sosial, modifikasi perilaku, atau
perilaku terapi. Model- model pembelajaran rumpun ini mementingkan penciptaan
lingkungan belajar yang memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara
efektif sehingga terbentuk pola perilaku yang dikehendaki. Adapun jenis-jenis
model pembelajaran perilaku seperti pada tabel 4.
Tabel 4.
Model-model Pembelajaran Rumpun Perilaku
Model
|
Tokoh
|
Misi atau tujuan
|
Contingency
Management (manajemen dari akibat/hasil perlakuan)
|
B.F. Skinner
|
Model ini
dirancang untuk mengajak peserta didik mempelajari fakta-fakta, konsep-konsep
dan keterampilan sebagai akibat dari suatu perlakuan tertentu.
|
Self Control
|
B.F. Skinner
|
Model ini
dirancang untuk mengajak peserta didik untuk memiliki keterampilan mengendalikan
perilaku sosial/keterampilan-keterampilan sosial.
|
Relaksasi
|
Rimm &
Masters Wolpe
|
Model ini
dirancang untuk mengajak peserta didik menemukan tujuan-tujuan pribadi.
|
Stress
Reduction
(pengurangan
stres)
|
Rimm &
Masters
|
Model ini
ditujukan untuk membelajarkan peserta didik dalam cara relaksasi dalam
mengatasi kecemasan dalam situasi sosial
|
Assertive
Training (Latihan berekspresi)
|
Wolpe, lazarus,
Salter
|
Menyatakan
perasaan secara langsung dan spontan dalam situasi social
|
Desensititation
|
Wolpe
|
Pola-pola
perilaku, keterampilan–keterampilan
|
Direct
training/direct instruction
|
Gagne
Smith &
Smith
|
Pola tingkah
laku, keterampilan-keterampilan.
|
2.7 Macam-macam Model Pembelajaran
ü Model
pembelajaran yang pertama adalah model pembelajaran secara langsung atau
disebut ceramah. Kelebihannya adalah tenaga pendidik dapat menyampaikan
materi pembelajaran secara langsung untuk dipahami oleh peserta didiknya namun
di sini para peserta didik cenderung pasif dan tenaga pendidik yang lebih
dominan.
ü Selanjutnya ada
model diskusi. Di sini kelebihannya adalah seorang tenaga pendidik hanya
berperan sebagai fasilitator yang menjadi pengatur kondisi pembelajaran
sedangkan para peserta didiknya dituntut untuk lebih aktif dalam menyampaikan
aspirasinya melalui diskusi kelompok dengan peserta didik yang lain sehingga
selain komunikasi terjalin dengan baik juga mengajarkan peserta didik untuk
berani mengutarakan pendapatnya.
ü Yang ketiga
adalah sebuah model pembelajaran yang memadukan dua model pembelajaran di atas.
Yakni model ceramah kombinasi. Di sini seorang tenaga pendidik tetap aktif
dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didiknya namun ada
kalanya mereka memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk
menyampaikan pendapatnya melalui tanya jawab sebagai selingan materi
pembelajaran.
ü Selain itu juga
masih terdapat model pembelajaran yang lain seperti model pembelajaran resitasi
dan eksperimental yang masing-masing tentu memiliki kelebihan dan
kekurangannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sebagai penutup dari uraian makalah
ini dapat dibuatlah kesimpulan sebagai berikut:
a) pembelajaran
sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola pembelajaran tertentu,
dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan guru-peserta didik di dalam mewujudkan
kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya belajar pada
peserta didik.
b) Ada
lima karakterististik suatu model pembelajaran yang baik, yang meliputi:
i.
Prosedur Ilmiah
ii.
Spesifikasi hasil belajar yang
direncanakan
iii.
Spesifikasi lingkungan belajar
iv.
Kriteria penampilan
v.
Cara-cara pelaksanaannya
c) Joyce
dan Weil (1980; 1992) dalam bukunya Models of Teaching menggolongkan
model-model pembelajaran ke dalam empat rumpun. Keempat rumpun model
pembelajaran tersebut adalah:
i.
rumpun model pembelajaran pemrosesan
informasi,
ii.
rumpun model pembelajaran personal,
iii.
rumpun model pembelajaran sosial, dan
iv.
rumpun model pembelajaran perilaku.
3.2 Saran
Saran dari penulis yaitu sebagai pengajar harus bisa
menerapkan model pembelajaran yang baik. model-model pembelajaran sangat dipergunakan dalam pendekatan
pembelajaran, sehingga peserta didik dan pendidik dapat melakukan proses
pembelajaran secara efektif optimal dan mencapai tujuan yang pembelajaran yang
telah direncanakan.
Model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh
para guru sangat beragam. Model pembelajaran adalah suatu pola atau
langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan agar tujuan atau
kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dapat di capai dengan
lebih efektif dan efisien.
Demikianlah makalah ini kami
buat, semoga dapat memberikan manfaat kepada rekan-rekan yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. (2003). Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka
Arronson,
E (2000). History of The Jigsaw, An Account from Professor Aronson [on
line]. Tersedia :http://www.jigsaw.org/history.htm [ 15 Januari
2003]
Blosser,
P. E. (1992). Using Cooperative Learning in Science Education. ERIC
Clearing House. Tersedia [on line] http://www.eric.edu.
BSNP,
( 2006), Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA, Jakarta: BSNP.
Syaiful
Sagala, 205, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Penerbit Alfabeta
Wilkins, Robert A, 1990, Model Lessons Bridging the gap between models of
teaching and classroom application, Curtin University of Technology.
Tobing,
Rangke L , Setia Adi, Hinduan, 1990, Model-Model mengajar Metodik
Khusus Pendidikan Ilmu pengetahuan Alam Sekolah Dasar, makalah dalam
penataran Calon Penatar Dosen Pendidikan Guru SD (Program D-II).
Toeti,sukamto, Dr 1997 ,Model pembelajaran & model
mdel pembelajaran :Ciputat Jakarta Terus joyce,dan weil 1986 model of
teaching newjersey prentice-hall ,inc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar